Pengoperasian GPS Etrex 30

Muatan Lokal – Pengoperasian GPS
Created by khalfahrum

CARA Penggunaan GPS Garmin Etrex 30
   1. Cara Memulai
a.         Pasang baterai.
b.        Aktifkan perangkat dengan menekan tombol  “Light” di samping kanan.
c.         Mencari satelit à Pilih menu satelit di layar utama à Cari posisi yang terbuka sehingga penangkapan sinyal dapat dengan mudah & cepat, setelah itu. Diamkan beberapa menit untuk mencapai akurasi satelit yang maksimum ( antara 3m s.d 1m ).

2. Pengaturan GPS
A.    Pilih “Setup” di layar utama.
B.     Setelah itu akan muncul menu lainnya dari setup.
a.       Sistem à Sistem satelit ( GPS ), àWAAS/ EGNOS ( Off ), à Bahasa ( Indonesia), àTipe baterai ( Lithium/ Alkaline/ NiMH ), à Mode USB ( Garmin )
b.      Tampilan à Waktu terang layar ( di sesuaikan sendiri ), à Warna (di sesuaikan sendiri ).
c.       Jejak à Log  jejak ( Tidak merekam ), à Cara rekam ( Otomatis ), àJeda rekaman ( Normal ), à Simpan otomatis ( Ketika penuh ), à Warna (di sesuaikan sendiri ).
d.      Satuan  à Jarak/ Kecepatan ( Metrik ), à Ketinggian ( meter, m/s ), à Kedalaman     ( Meter ), à Suhu (Celsius ) , à Tekananan ( Milimeter Hg/ di sesuaikan sendiri ).
e.       Waktu à Format Waktu (24 jam ), à Zona waktu ( Hongkong/ di sesuaikan menurut lokasi ), à  Hemat siang hari ( tidak ).
f.       Format posisi à Format posisi ( UTM UPS/ di sesuaikan menurut pekerjaan ), à Datum peta (WGS 84)

3. Cara Membuat Titik
a.       Pilih menu “Buat Titik” di layar utama.
b.      Setelah itu, Pilih “Selesai” maka otomatis titik tersebut tersimpan di “Peta” & menu “Kelola Titik”, atau anda juga bisa mengedit untuk mengganti  nama  titik dan simbol yang berada di atas layar.
c.       Lakukan langkah a dan b untuk memulai membuat titik lagi sesuai  dengan proyek anda.

4. Cara Mengukur Jarak atau Mengukur  Titik
a.       Pergi ke menu “Peta” yang ada di bagian atas layar utama, maka akan terlihat semua  titik yang telah anda buat tadi.
b.      Tempatkan kursor di titik pertama yang akan anda ukur.
c.       Selanjutnya pilih tombol “menu” di bagian samping kiri perangkat.
d.      Setelah di tekan maka akan keluar pilhan, anda tekan saja “ Mengukur Jarak “ di pilihan tersebut.
e.       Tarik kursor tersebut ke titik kedua dan tekan, maka akan terlihat jarak diantara titik tersebut.

5. Cara Mengukur Luas Area
a.       Pilih menu “Kalkulasi Area” di layar utama.
b.      Untuk  ketepatan penghitungan luas area, tetapkan patokan utama supaya anda dapat berhenti  ke tempat yang sama dan juga perbesar peta hingga mencapai jarak 5m.
c.       Pilih “Mulai”, kemudian berjalan di sekeliling area yang ingin di hitung.
d.      Setelah kembali ke tempat awal ( patokan utama ), lalu tekan “Kalkulasi” maka akan terlihat hasilnya.
e.       Langkah terakhir di “Save” atau pilih “Ubah Unit” untuk mengedit luas area menjadi satuan
f.       “Meter Persegi” atau pun “Hektar”.
g.      Anda dapat melihat hasilnya di “Kelola Jejak”.

6. Cara Menghapus Titik atau Kalkulasi Area
a.       Masuk ke menu “Kelola Titik” atau “Kelola Jejak”.
b.      Pilih dan tekan salah satu titik atau jejak yang akan di hapus.
c.       Kemudian tekan tombol “Menu” di samping kiri perangkat.
d.      Lalu tekan pilihan “Hapus”.
e.       Untuk menghapus semua data/ File dapat dilakukan dengan mengikuti langkah a, lalu tekan tombol “Menu”, setelah itu pilih “ Hapus Semua”.  Atau pilih “Setup” , lalu tekan “Reset/ Ulang”, muncul pilihan lain, tekan   “Hapus Semua Waypoint” atau “Hapus Jejak Sekarang”.

7. Cara Mencari Titik, Jejak, Kordinat atau Lokasi
a.       Gulirkan tombol ke menu “Mau kemana”(Pencarian ).
b.      Pilih menu ( Titik, Jejak, Kordinat, Lokasi, dll ) .
c.       Setelah memilih menu yang akan anda cari, lalu tekan menu tersebut.
d.      Pilih “Pergi” untuk menuju tujuan yang anda cari.
e.       Khusus untuk mencari kordinat, masukan dulu data titik kordinat yang telah ada, lalu tekan “Selesai”.


SOP - Pembibitan Kelapa Sawit

5.1. PRE-NURSERY

5.1.1.    Jadwal kegiatan pembangunan dan perawatan pre-nursery
a)        Membangun bedengan dan naungan 
b)        Membangun gudang
c)        Memasang sistem instalasi air
d)        Mengisi baby bag dengan tanah dan menyusun di bedengan
e)        Menanam kecambah
f)         Perawatan

5.1.2.    Persiapan pre-nursery

5.1.2.1.       Lokasi pre-nursery harus berdekatan dengan main-nursery. Lokasi ini harus dibersihkan dari gulma serta diratakan tanahnya.

5.1.2.2.       Dibuat bedengan dengan ketentuan:
a)        Arah bedengan memanjang dari Barat ke Timur
b)       Panjang bedengan disesuaikan dengan keadaan lapangan
c)        Lebar bedengan 1,2 meter
d)       Jarak antar bedengan 0,6-1,0 meter
e)        Di tepi bedengan dibuat palang dari kayu
f)         "Guludan" dari tanah tidak dibenarkan karena bisa mempersulit drainase

5.1.2.3.       Naungan untuk pre-nursery tidak mutlak dan dapat ditiadakan jika penyiraman terjamin baik dan teratur. Naungan hanya direkomendasikan apabila penyiraman  tidak  terjamin  cukup  atau  kurang  baik pelaksanaannya.

5.1.2.4.       Untuk bahan atap naungan bisa dipakai pelepah daun sawit ataupun plastik net dengan 60 % shade (naungan).  Tinggi tiang atap kira-kira 2 m (dengan bagian tiang sedalam 0,3 m tertanam di dalam tanah) dan lebar jarak antara 2 (dua) tiang seki­tar 1,5 m.  Pada kira-kira 10 minggu setelah tanam (dua daun) naungan berangsur-angsur dikurangi sehingga dalam waktu 2 minggu kemudian naungan sama sekali dihilangkan (setiap selang waktu 4 hari naungan dikurangi seperempatnya).

5.1.3.    Polybag, tanah dan pengaturannya

5.1.3.1.       Polybag untuk pre-nursery adalah baby bag dengan ukuran lebar 15 cm, panjang 23 cm dan tebal 0,1 mm, warna hitam dan terda­pat lubang-lubang drainase. Kebutuhan baby bag untuk per ha tanaman  di lapangan adalah 200 lembar + 2 %.

5.1.3.2.       Tanah yang digunakan untuk media adalah tanah lapisan atas (top soil) dan tidak bercampur dengan batu-batu/kerikil. Tekstur tanah sebaiknya lempung berliat dan mempunyai sifat drainase yang baik.

5.1.3.3.       Top soil diayak dengan ayakan 1 cm untuk memisahkan bongkah-bongkah tanah dan sisa-sisa akar/kerikil. Tumpukan tanah yang telah diayak ditutup dengan terpal plastik sehingga tidak kehujanan dan pengisian tanah dapat berjalan lancar.

5.1.3.4.       Tanah  yang  telah  diayak dicampur dengan pupuk TSP/RP sebanyak 10 gr/ baby bag.

 PERHATIAN: Pada waktu pencampuran, tanah harus kering dan pencampuran tanah dengan pupuk  TSP/RP harus merata

5.1.3.5.       Isikan tanah tersebut ke baby bag (+ 1 kg/baby bag) dan dipadatkan.

 PERHATIAN : Jangan sekali-kali mengisi tanah basah apalagi yang berkadar liat tinggi kedalam baby bag karena akan terjadi pemadatan yang akan berakibat buruk terhadap pertum­buhan akar

5.1.3.6.       Baby bag disusun rapat dan rapi sehingga membentuk bedengan selebar + 120 cm    (12 baby bag) dan panjangnya tergantung pada jumlah bibit per nomor kelompok.  Penyiraman dilakukan tiap hari agar tanahnya kompak.

5.1.3.7.       Pinggiran bedeng diberi palang kayu agar baby bag tidak roboh. Antara bedengan dibuat jalan kontrol dengan lebar + 50 cm memanjang persemaian. Barisan baby bag yang paling pinggir diusahakan supaya terletak + 50 cm dari tepi atap naungan (lihat Gambar 1.1.).

5.1.3.8.       Baby bag harus siap minimal 1 (satu) minggu sebelum kecambah ditanam dan disiram setiap hari sampai waktu penanaman kecambah.
  
5.1.4.    Papan label untuk nama jenis bibit

5.1.4.1.   Tujuan pembuatan papan label adalah:
a)       Mengidentifikasi jenis dan sumber bibit
b)       Mengetahui keseragaman usia di pembibitan untuk keperluan penanaman di lapangan
c)       Mencatat jumlah bibit dan seleksi

5.1.4.2.   Dibuat papan label untuk pemisahan  kelompok bibit  dengan ukuran 15 x 20 cm, tinggi 30 cm dari permukaan tanah, cat dasar warna putih dan tulisan warna hitam.

5.1.4.3.   Setiap papan label harus menunjukkan: asal kecambah (misal­nya DxP Marihat), nama kelompok, jumlah kecambah ditanam, tanggal kecambah ditanam (Gambar 1.2.).
  
5.1.5.    Penanaman kecambah

5.1.5.1.       Kecambah yang diterima di kebun harus segera ditanam pada hari itu juga atau paling lama 1 (satu) hari setelah penerimaan kecambah.

5.1.5.2.       Kecambah yang masih dalam bungkusan plastik sebelum dibuka terlebih dulu dipisah-pisahkan sesuai dengan nomor kelompok­nya. Sebelum ditanam, semua bungkusan plastik kecambah dibuka dan disimpan ditempat yang sejuk.

5.1.5.3.       Penanaman kecambah harus dilakukan per kelompok. Sebelum penanaman kecambah, baby bag yang telah diisi tanah harus disiram terlebih dahulu.

5.1.5.4.       Kecambah diseleksi terlebih dahulu sebelum ditanam (pedoman seleksi kecambah disajikan pada Gambar 1.4.).  Kecambah yang abnormal, patah, busuk dan sebagainya harus dibuang, hanya kecambah normal yang ditanam. Ciri kecambah normal dapat dilihat pada diferensiasinya yaitu pucuk (plumula) dan akar (radicula) dapat dibedakan dengan jelas.  Pucuk bentuknya meruncing sedangkan akar agak tumpul, panjangnya + 8 - 25 mm berwarna putih gading dengan posisi saling bertolak belakang.

5.1.5.5.       Penanaman kecambah harus dilakukan dengan hati-hati/teliti agar akar dan pucuk tidak patah, dengan cara sebagai berikut:
a)        Buat lubang tepat di tengah baby bag sedalam 2 - 2,5 cm dengan menggunakan jari
b)       Letakkan kecambah dengan posisi bagian akar disebelah bawah dan pucuk menghadap ke atas (Gambar 1.3)
c)        Timbun kembali dengan tanah setebal 1 - 1,5 cm dan tidak boleh dipadatkan
d)       Kecambah yang belum jelas perbedaan bakal akar dan daunnya dapat ditunda penanamannya, sedangkan yang terlalu panjang akarnya dapat dipotong + 5 cm dari pangkalnya

e)        Setelah selesai penanaman harus segera dipasang papan label berdasarkan nama kelompok kecambah  yang  ditanam

Lubang Tanam Kelapa Sawit di Lahan Gambut



Pada umumnya, lubang yang dipakai untuk penanaman kelapa sawit di lahan gambut ialah lubang ganda (double hole). Prinsipnya ini merupakan lubang tanam yang dibuat di dalam lubang. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan kelapa sawit tumbuh secara miring ke salah satu posisi pada awal perkembangan, khususnya di lahan gambut yang sedang hingga dalam.
Adapun cara pembuatannya dimulai dengan menggali lubang pertama atau lubang atas dengan ukuran 100 x 100 x 30 cm. Kemudian tepat di dalam lubang pertama ini dibuat lagi lubang kedua sebagai lubang tanam sebenarnya dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Perhatikan untuk mengumpulkan tanah top soil dan sub soil dengan posisi seperti halnya yang telah dijelaskan pada pembuatan lubang tanam di tanah mineral sebelumnya.
Model lubang tanam berupa double hole memiliki kelebihan pada kemampuannya dalam mencengkeram batang kelapa sawit dan mempertahankan posisi tegaknya. Kemiringan tumbuh kelapa sawit bisa terjadi sebab tanaman yang masih muda belum mempunyai sistem perakaran yang cukup kuat untuk memegang lapisan tanah gambut yang notabene akan mengalami penyusutan seiring berjalannya waktu. Lubang ganda secara bertingkat memungkinkan tingkat penyusutan tanah dapat berkurang hingga akar tanaman berkembang cukup kuat.

Walaupun metode lubang ganda ini tidak bisa menjamin seratus persen kelapa sawit di lahan gambut bakal tumbuh secara tegak layaknya di lahan mineral, tetapi setidaknya metode ini bisa mengurangi risiko kemungkinan tumbuhan miring. Perlu diketahui, kelapa sawit yang tumbuh miring memerlukan energi pertumbuhan yang lebih besar sehingga membuang banyak energi percuma. Jika kondisi ini terus berlanjut, produktifitas kelapa sawit yang dibiarkan tumbuh miring akan berkurang drastis.

Materi : Defesiensi Unsur Hara

GEJALA DEFINISI
Defisiensi adalah suatu keadaan dimana tanaman kekurangan nutrisi tertentu, yang dapat dilihat dari gejala fisik tanaman terutama pada bagian daun dan batang. Seorang pekebun yang handal harus bisa mengetahui kondisi tanaman dikebunnya apakah dalam keadaan kekurangan nutrisi atau tidak. Dengan mengetahui status nutrisi tanaman dapat dibuat suatu rencana kedepan sebagai antisipasinya. Gejala defisiensi dapat dianlisa dengan cara berikut. Gejala defisiensi B, Ca, Cu, Fe, Mn, S, Zn, Ni dimulai dari pelepah paling muda. Gejala defisiensi N, P, K Cl, Mg dan Mo dimulai dari pelepah paling tua.

DEFISIENSI NITROGEN (N)
Gejala defisiensi nitrogen pada kelapa sawit dapat dilihat dari gejala fisik daunnya. Daun tua berwarna hijau pucat kekuning-kuningan. Ukuran anak daun dan tulang daun (tangkai pelepah) semakin mengecil. Anak daun menggulung kearah lidi yang akhirnya berwarna kuning. Gejala defisiensi dimulai dari daun tua. Defisiensi nitrogen dapat disebabkan oleh drainase yang tidak baik dan kondisi tanah yang miskin akan nutrisi seperti tanah berpasir. Gejala defisiensi seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
 
DEFISIENSI FOSFOR (P)
Gejala defisiensi fosfor dapat dilihat dari bentuk batangnya yang seperti piramid. Panjang pelepah lebih pendek dari tanaman normal dan tanaman semakin kerdil karena terhambatnya pertumbuhan.

DEFISIENSI KALIUM
Bercak-bercak orange pada anak daun merupakan gejala defisiensi kalium pada tanaman kelapa sawit. Bercak orange ini dapat ditembus cahaya matahari. Gejala defisiensi Kalium dimulai dari daun tua ke daun muda.

DEFISIENSI MAGNESIUM
Defieinsi magnesum dimulai dari daun tua ke daun muda. Gejala awal berupa warna hijau kekuningan yang dimulai dari ujung anak daun. Pada gejala yang lebih berat daun akan berwarna coklat kekuningan sampai kuning cerah.

DEFISIENSI BORON
Gejala defisiensi boron dapat berupa daun berkerut, anak daun seperti anak pancing, daun kecil, daun sirip ikan, anak daun pada ujung pelepah yang rata, ujung pelepah tumpul seperti dipotong dan anak daun sobek pada pangkal tulang anak daun. Gejala umum yang terjadi berupa kerutan pada anak daun yang dimulai dari ujung pelepah.

DEFISIENSI Cu
Defisiensi Cu dapat terjadi pada tanah gambut dan juga tanah berpasir. Gejala awalnya terjadi klorosis pada anak daun yang sudah membuka. Anak daun yang mengalami defisiensi Cu berubah menjadi kuning yang dimulai dari ujung daun dan diikuti dengan gejala nekrosis dan akhirnya daun mengering. Kelapa sawit yang menderita defisiensi Cu akan terlihat sangat kerdil.
 
DEFISIENSI Fe
Gejala defisiensi Fe berupa terjadinya klorosis pada anak daun searah dengan tulang anak daun pada pelepah muda, tetapi tulang anak daun tetap berwarna hijau. Anak daun pada pelepah termuda berubah warna menjadi keputihan anak daun pada pelepah tua tetap berwarna kuning.
 


Tugas diskusi XI ATP

Diskusi Minggu depan mengambil tema : mendiagnosa masalah kesuburan Tanah.

Bokashi Andalan SMKN 1 Kuala Cenaku

Kualacenaku, Jurusan ATP SMKN 1 Kuala Cenaku menciptakan jiwa wirausaha bagi peserta didik melalui program jurusan berupa Unit Produksi (UP). Unit usaha yang dilakukan oleh peserta didik bersama guru pembimbing adalah Pembuatan Bokashi Eceng Gondok. Bokashi ini merupakan pupuk organik yang bermanaaf bagi pertumbuhan tanaman.

Kunci Sukses dalam Pekerjaan bagi pemula ...

Ada beberapa tip agar sukses dalam pekerjaan bagi pemula yaitu Ketenangan, Kesenangan, Kepedulian, Kreativitas, Komitmen, Komunikasi dan percaya diri 

Tugas Terstruktur (Kelas XI ATP)

 MEMELIHARA KESUBURAN TANAH PADA TAN TBM & TM
1.   Jelaskan faktor-faktor pertumbuhan tanaman ...
2.      Jelaskan keseimbangan faktor penting dalam kesuburan tanah ...
3.      Sebutkan unsur hara makro dan unsur hara mikro berserta fungsinya ...
4.      Apa yang anda ketahui tentang Ph tanah ...
5.      Sebutkan cara mengetahui kekurangan unsur hara ...
6.      Jelaskan gejala-gejala kekurangan unsur hara dibawah ini pada tanaman kelapa sawit ...
1.      Nitrogen
2.      Phospor
3.      Kalium
Jawaban dikirim via email - tugaskhalfahrum@gmail.com paling lambat 16 Januari 2017