Materi Pengendalian Hama - KD 3 s/d 5

Ringkasan 
Khusus kelas XI ATP -

KD 3.     Menghitung kerusakan akibat Hama

Kawasan perkebunan merupakan bentuk agro-ekosistem yang kita kelola dengan tujuan agar sasaran produktivitas tercapai. Kegiatan pemantauan dilakukan untuk mengikuti perkembangan keadaan ekosistem yang meliputi perkembangan komponen biotik dan abiotik, seperti keadaan tanaman, populasi hama, populasi musuh alami, suhu, curah hujan, kelembaban, kecepatan angin, dan lain-lain.
     Data hasil pemantauan lapangan tersebut merupakan masukan bagi pihak berwenang dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan data tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam mengambil keputusan tentang tindakan pengendalian/pengelolaan yang perlu dilaksanakan terhadap ekosistem tersebut.

Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang kita lakukan harus memperhatikan dua syarat, yaitu:
1.    Praktis
Sederhana, mudah dikerjakan, tidak memerlukan alat dan bahan yang mahal.
2.    Dipercaya
sampel dapat menghasilkan data yg dapat mewakili/menggambarkan secara benar tentang populasi sebenarnya dilapangan.

Beberapa ketentuan dalam pengambilan sampel :
1.    Ukuran sampel yakni jumlah unit sampel yang harus diamati. Biasanya 0 < X < 50%.
2.  Interval pengamatan yakni jarak waktu pengamatan yang satu dengan berikutnya pada petak pengamatan yg sama. Biasanya 1 – 7 hari.
3.    Pola pengamatan sampel, dapat dilakukan secara acak atau  sistematik.

2. Menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh hama di lahan

Tingkat kerusakan tanaman akibat hama dikenal dengan sebutan intensitas serangan atau intensitas kerusakan, besarnya dinyatakan dengan angka dalam satuan persen.

Untuk hama yang merusak bagian tanaman (misal produk buah segar, bunga-bungaan) yang memiliki nilai ekonominya tinggi, intensitas kerusakannya ditentukan dengan rumus

        n
I =  --- x 100 %
        N
I : Intensitas kerusakan (%)
n : Tanaman terserang hama
N : Jumah sampel pengamatan

Contoh :
Ukuran sampel yang diamati pada buah kopi ditentukan 30 tanaman. Dari hasil pengamatan, ternyata ada 6 tanaman yang daunnya terserang hama. Berapa intensitas kerusakannya?
        6
P = -----            x 100%
       30
   = 20%
Jadi intensitas kerusakannya= 20%

 Untuk hama yang merusak daun, intensitas kerusakannya dihitung dengan rumus
      
    
I : Intensitas kerusakan (%)
ni : Jumlah tanaman contoh dari tiap katagori serangan.
vi : Skor (nilai numeric) dari tiap kategori serangan
N : Jumlah tanaman yang diamati
Z : Skor (nilai numeric) dan kategori serangan tertinggi

Nilai Numerik (skor)
Persen daun terserang
Kategori serangan
0
1
2
3
4
5
6
0
0 – 5
5 – 10
10 – 25
25 – 50
50 – 75
75 – 100
Tidak serangan hama
Serangan ringan
Serangan ringan
Serangan sedang
Serangan berat
Serangan berat
Serangan sangat berat


Contoh soal:
Ditentukan skor (nilai numerik) dari kategori serangan tertinggi adalah 6. Ukuran sampel/tanaman yang diamati 30 tanaman. Dari hasil pengamatan ternyata ada 5 tanaman yang masuk skor 0, 5 tanaman masuk skor 1, 10 tanaman masuk skor 2, 7 tanaman masuk skor 3, 3 tanaman masuk skor 4 dan tidak ada tanaman masuk skor 5 dan 6. Hitung berapa intensitas kerusakannya!

Jawab :
Jumlah tanaman (n)
Skor (v)
ni - vi
n0 : 5
n1 : 5
n2 : 10
n3 : 7
n4 : 3
n5 : 0
n6 : 0
N = 30
0
1
2
3
4
5
6
Z  = 6
5 x 0 = 0
5 x 1 = 5
10 x2 = 20
7 x 3 = 21
3 x 4 =12
0 x 5 = 0
0 x 6 = 6
(ni x vi) = 58

Jadi
I  = (0+5+20+21 +0+0) X 100%
                       6 X 30
I = 58 X 100%
          180
I= 32,2%
Jadi intensitas kerusakannya adalah 32,2%



KD 4.     Mengidentifikasi metode/teknik pengendalian hama
1. Secara Manual
-        Teknik mengendalikan hama dengan warna penarik serangga.
(penggunaan warna kuning dari lembaran plastik utk menarik serangga dilahan pembibitan.)
-        Teknik Mengendalikan Hama dengan Penggunaan pagar listrik.
(Electric fenching) untuk mencegah binatang besar seperti gajah masuk ke kebun
-        Teknik Mengendalikan Hama dengan Perangkap
-        Membuat lubang perangkap untuk hewan hama golongan vertebrata babi hutan, atau lampu perangkap/light trap untuk menangkap serangga, atau penggunaan botol perangkap untuk menangkap lalat buah seperti buah kopi dan sebagainya

3.    Dengan Penghalang (Barrier)
-          Penggunaan tanaman penolak/pemecah angin (wind breaker) berupa pepohonan yang ditanam pada tepi lahan pembibitan,
-          Penggunaan paranet pada batas-­batas lahan tanaman dapat menghalangi serangan hama-hama yang terbang ke pembibitanan

3. Dengan Kimia
-          Menyemprotkan insektisida kearah tanaman yang terserang hama

4.    Secara biologi
-          Menggunakan berbagai jenis predator sebagai pemangsa berbagai jenis hama

KD 5.     Melakukan Pengendalian Hama
1. Menyiapkan dan Mempergunakan Peralatan Pengendalian Hama
1.        Menyiapkan dan Mempergunakan Peralatan Pengendalian  secara Kimia
-          Peralatan yang digunakan berkaitan langsung dengan bahan kimia/pestisida yang digunakan (butiran, cairan, tepung)
-          Bahan kimia bentuk butiran dapat menggunakan ember.
-          Bahan kimia bentuk cairan menggunakan penyemprot (sprayer), seperti knapsack, power sprayer, blower and duster.
-          Disamping peralatan tersebut perlu juga menyiapkan peralatan perlindungan diri (APD) seperti, masker, sarung tangan, baju dan celana panjang, sepatu boat.

2.    Menyiapkan dan Mempergunakan Peralatan Pengendalian Tanpa  Kimia/Kultur Teknis
-          Secara fisik-makanis
ü  Pemanasan misal perlakukan benih dgn panas.
ü  Pemakaian lampu perangkap.
ü  Penghalang misalnya pagar, bungkus buah.
-          Kultur Teknis
ü  Sanitasi lingkungan
ü  Pengolahan tanah
ü  Pengelolaan drainase
ü  (Alat yang digunakan cangkul, garpu, parang, sabit)

2. Menyiapkan Perlakuan Pengendalian Hama
a.    Menyiapkan Perlakuan Pengendalian Secara Kimia
Bahan perlakuan (insektisida) disiapkan sesuai jenis sasaran yang akan dikendalikan kemudian bahan tersebut diukur atau ditimbang sesuai dengan dosis kebutuhan yang kemudian dibuat menjadi suatu larutan bila akan disemprotkan

b.    Menyiapkan Perlakuan Pengendalian tanpa Kimia
Perlakuan yang diperlukan untuk pengendalian tanpa kimia seperti; pengendalian secara fisik-mekanik, dan kultur teknis, biologis disiapkan sesuai sasaran yang akan dikendalikan

3. Melakukan Pengendalian Secara Kimia
Perlakuan secara kimia dapat pula dilakukan melalui infus batang, infus akar, penaburan bahan kimia/pestisida disekeliling batang tanaman.
Semua kegiatan perlakuan secara kimia bergantung kepada kebutuhan species dari pada tanaman perkebunan dengan meminimalkan kerusakan bukan sasaran Sebagai contoh penggunaan Chlodane 8 EC atau dengan konsentrasi untuk pengendalian hama utama karet dan penggunaan untuk pengendalian

4.  Melakukan Pengendalian Tanpa Kimia/Kultur Teknis

Setelah peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan  seperti; pemanasan, pembakaran, pemakaian lampu perangkap, penghalang (barrier), gropyokan, pemasangan perangkap dan pengusiran dan peralatan pengendalian kultur teknis (peralatan budidaya) disiapkan serta  perlakuan apa yang paling sesuai untuk mengendalikan sasaran ditentukan, maka perlakuan dapat dilakukan/dilaksanakan bergantung kepada kebutuhan  species /Komoditas dari pada tanaman perkebunan. 

2. Mendiagnosa gangguan hama

Ada dua materi :
1.      Bentuk kerusakan tanaman akibat hama

2.      Gangguan yang ditimbulkan oleh hama

1.   Bentuk kerusakan tanaman akibat hama
Untuk mendiagnosa gangguan apa yang ditimbulkan oleh suatu hama tanaman, dapat dilakukan melalui pengetahuan tentang bagaimana kondisi tanaman yang rusak atau mengalami gangguan oleh suatu hama tanaman, atau bentuk-bentuk kerusakan dari tanaman dan kotoran yang ditinggalkan oleh organisme pengganggu tanaman bersangkutan atau juga disebut gejala kerusakan tanaman.
1.   Hama tanaman dari kelompok vertebrata seperti gajah misalnya dapat menyebabkan pembibitan tanaman mejadi porak poranda oleh injakannya atau belalainya. Babi hutan dapat menyebabkan tanaman muda termakan seperti bagian batang muda kelapa sawit
2.  Bentuk kerusakan tanaman oleh hama tanaman dari kelompok invertebrata terutama dari golongan serangga banyak ditentukan oleh tipe alat mulut dari pada serangga yang melakukan pengrusakan

2. Gangguan yang ditimbulkan oleh hama

Ada banyak bentuk masalah yang disebabkan oleh hama tanaman, seperti rusaknya bagian tanaman, mulai dari bagian paling atas tanaman atau pucuk sampai keakar terbawah dapat mengalami kerusakan oleh hama tanaman.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berkembangnya permasalahan hama tanaman adalah Iklim dan unsur-unsurnya (sinar matahari, curah hujan, kelembaban, dll).

Karena pengaruh unsur-unsur iklim tersebut hama tanaman yang bersifat endemis pada suatu daerah biasanya dapat mereda dan menurun populasinya, atau sebaliknya dapat eksplosif, sehingga populasi meningkat.

Keadaan alam dapat menyebabkan lingkungan hidup menjadi merosot kondisinya atau kondisi lingkungan hama tanaman menjadi meningkat/lebih baik, disamping itu faktor-faktor lain seperti cara budidaya (persiapan lahan, penanaman, pengairan, pemupukan dsb) juga sangat mempengaruhi perkembangan hama tanaman

Mengendalikan Hama pada TBM dan TM

Kompetensi Dasar :
1.Mengidentifikasi hama
2.Mendiagnosa gangguan hama
3.Menghitung kerusakan akibat gangguan hama
4.Mengidentifikasi metoda pengendalian hama
5.Melakukan pengendalian hama

1. Mengidentifikasi hama
Hama adalah semua binatang yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan oleh manusia. Akibat serangan hama, produktivitas tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun kuantitas.
Hama dapat dikelompokkan menjadi :
1.  Serangga (Insecta) : Walang sanget
2.  Binatang menyusui (mamalia) : Babi, tikus.
3.  Binatang lunak (mollusca) : Keong, bekicot.
4.  Binatang kaki delapan (acarina) : tungau.

Secara umum, pengenalan serangan kelompok serangga dapat diketahui dari tanda-tanda atau gejala yang nampak pada bagian tanaman yang rusak. Tanda-tanda atau gejala serangan serangga hama yang biasa muncul di lapangan yaitu berkaitan dengan tipe alat mulut hama.

Tipe-tipe alat mulut hama beserta gejala atau tanda-tanda kerusakan yang ditimbulkannya, antara lain:
1. Menggigit-mengunyah.

  • Tanda serangan pada daun tampak sobekan, gerekan, berlubang-lubang, daun tinggal tulang, daun menggulung dan daun habis sama sekali.
  • Tanda serangan pada akar menyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati.
  • Tanda pada polong atau buah tampak berlubang, atau ada bekas gerekan
2.  Menusuk-menghisap.

  • Tanda serangan pada polong atau biji banyak noda hitam bekas tusukan
  • Daun yang terserang menjadi layu dan kering
3.   Menghisap yaitu biasanya pada kutu-kutu tanaman

  • Tanda serangan pada daun yaitu munculnya cendawan jelaga
  • Daun yang terserang berbentuk tidak normal, kerdil, menggulung/keriting ke dalam
  • Bercak-bercak klorosis pada daun
4. Meraut menghisap yaitu pada thrips

  • Tanda serangan pada daun terdapat bercak berwarna putih keperakan
  • Tanaman tumbuh kerdil
  • Jika menyerang bunga, mahkota bunga akan menjadi gugur
Selanjutnya, untuk mengenali hama dapat dilakukan dengan menganti organismenya. Berikut ini akan kita bahas mengenali hama melalui pengamatan langsung.

1.    Mengamati hama tanaman perkebunan
Sampel/contoh hama
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh sampel hama yang menyerang tanaman yaitu menangkap langsung hama tersebut.
Penangkapan hama kelompok vertebrata, seperti gajah, babi hutan atau tikus, dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap.
Kelompok invertbrata, seperti; serangga atau tungau dapat menggunakan perangkap seperti botol perangkap, lampu perangkap, jaring serangga (sweep net), atau menangkapnya langsung dengan tangan, atau menggunakan kuas untuk menangkap jenis kutu-kutu

2.     Jenis hama tanaman perkebunan
1.Kera (Prebytis sp dan Macaca fascicularis), memakan pucuk dan buah sambil mematahkan ranting-ranting tanaman, misalnya karet.
2.Gajah, Gangguannya selalu muncul di pembukaan areal baru bekas hutan, gangguan hanya bersifat sementara namun kerusakan yang ditimbulkannya sangat luar biasa
3.Kumbang penggerek (Oryctes sp), menyerang tanaman kelapa sawit yang berumur kurang dari 2 tahun, juga menyerang tanaman kelapa membuat lubang gerekan pada pangkal batang mengarah pada titik tumbuh tanaman.
4.Rayap (Coptotermes curvinatus), merusak perakaran atau batang dengan membuat lorong-lorong diluar atau di dalam kulit batang
5.helopeltis sp., menyerang tanaman teh dll, merusak pucuk serta daun yang masih muda, sebagai akibat serangan ini daun teh menjadi kotor, bercak-bercak coklat kemudian mati
6.sexava sp., hama tanaman yang merusak tanaman kelapa
7.Ulat Tirathaba (Tirathaba sp), berwarna coklat kemerahan, bersembunyi dibawah kotorannya di sela-sela spiklet dan di sela­sela seludang tanaman kelapa sawit.
8.Agrotis sp, ulat yang banyak merusak kulit batang tanaman teh di persemaian