Kelas : XI - ATP, Tahun Pelajaran 2017-2018
MENGENDALIKAN
GULMA PADA TBM DAN TM
KOMPETENSI DASAR (KD):
I.
MENGIDENTIFIKASI GULMA
II.
MENGHITUNG KERUSKAN AKIBAT GANGGUAN GULMA
III.
MENGIDENTIFIKASI METODA PENGENDALIAN GULMA
IV.
MELAKUKAN PENGENDALIAN GULMA
I. MENGIDENTIFIKASI
GULMA
1. Pengertian gulma
Gulma
dapat didefinisikan sebagai kelompok jenis tumbuhan yang hidupnya atau
tumbuhnya tidak dikehendaki oleh manusia, karena dianggap mengganggu dan
bisa merugikan hasil tanaman yang dibudidayakan.
Bentuk persaingan yang terjadi antara gulma dengan
tanaman budidaya antara lain:
Persaingan sinar matahari
a. Sinar
matahari merupakan unsur penting yang menunjang terjadinya proses fotosintesis
pada tanaman.
b. Persaingan
unsur hara
Unsur hara yang tersedia dalam jumlah cukup pada
tanah sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman budidaya terutama
unsur hara makro seperti unsur Nitrogen, Phosphor, dan Kalium
c. Persaingan
air
Persaingan air antara gulma dengan tanaman budidaya
yang mengakibatkan defisiensi/kekurangan air yang terus-menerus menyebabkan
terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan tanaman budidaya serta menyebabkan
perubahanperubahan dalam tanaman yang tidak dapat balik (irreversible).
2. Jenis gulma
Pengelompokan gulma dapat yang
berdasarkan atas siklus hidup, habitatnya serta morfologi dari gulma itu
sendiri, dengan demikian gulma yang dominan pada areal pertanian dapat kita
ketahui :
Adapun pengelompokan gulma sebagai berikut :
A. Gulma golongan rumput
§
Jenis
gulma ini mempunyai daun panjang dan sempit, rusuk daun atau tulang daun
sejajar.
§
batang
seperti pipa (bulat berongga) dan mempunyai pelepah daun dengan lidah daun.
§
Bunga
dalam bentuk anak bulir, ada yang mempunyai tangkai pada tiap anak bulir dan
terdiri dari satu atau lebih bunga kecil.
§ Buah (karyopsis)
memanjang seperti perahu, bulat telur atau datar ramping.
B. Gulma golongan teki
§
Teki
mempunyai daun urutan dan sepanjang batang dalam 3 baris.
§
Batangnya
biasanya berisi dan berbentuk segi tiga tanpa lidah daun pada pertemuan pelepah
dan helai daun.
§
Bunganya
sering dalam bentuk bulir atau anak bulir yang dilindungi oleh satu daun
pelindung dengan buah pipih atau berbentuk segi tiga.
C.
Gulma golongan
berdaun lebar
§ Gulma ini
mempunyai daun lebar yang disertai dengan tulang daun yang berbentuk jaringan,
menyirip atau menjari.
§ Kebanyakan
gulma yang termasuk golongan daun lebar mempunyai batang basah (herbaceous)
seperti bayam duri.
§ Batang pada
gulma ini mempunyai percabangan.
§ Bunga pada
gulma berdaun lebar terdapat bunga tunggal maupun bunga majemuk yang biasanya
termasuk pada bunga sempurna
D. Golongan Pakis-Pakisan
§ Gulma jenis
pakis-pakisan (ferns) pada umumnya berkembang biak dengan spora dan berbatang
tegak atau menjalar. Contoh: Stenochlaena palustris (pakis udang), Dicranopteris
linearis (pakis kawat), Nephrolepis Bisserata (pakis larat)
3. Sifat gulma
menurut biologi gulma
Siklus hidup gulma dapat dibedakan
menjadi :
1.
Gulma
semusim (annual)
2.
Gulma
tahunan (perenial)
3.
Gulma
dua tahunan (biennial)
Perkembangbiakan
gulma :
a. Perkembangbiakan Gulma Secara Generatif
Perkembangbiakan gulma secara
generatif akan menghasilkan biji dalam waktu yang sangat singkat terutama pada
gulma semusim atau setahun (annual). Salah satu contoh gulma yang
tumbuhnya sangat singkat dalam menghasilkan biji adalah wedusan (Ageratum
conyzoides)
b.
Perkembangbiakan Gulma Secara Vegetatif
§ Umbi akar merupakan bagian terminal dari
rhizoma yang membengkak dan sebagai organ penyimpan cadangan makanan serta
mempunyai tunas ujung , contoh pada teki (Cyperus rotundus)
§ Umbi batang merupakan pangkal batang yang
membengkak dan terletak di dalam tanah. Memiliki mata tunas yang nyata terlihat
dan bagian yang bengkak sangat padat, contohnya pada tanaman gulma typhonium trillobatum
§ Rhizoma merupakan
batang yang menjalar di dalam tanah, dapat membentuk akar dan tunas daun,
contoh pada alang-alang (Imperata cylindrical)
§ Umbi daun
merupakan tunas yang berada di bawah tanah, terdiri dari batang yang sangat
pendek yang diselaputi oleh daun, contoh pada bawang-bawangan (Allium spp).
II. MENGHITUNG
KERUSKAN AKIBAT GANGGUAN GULMA
1. Kerusakan
akibat gangguan gulma
Kerusakan Akibat Gangguan Gulma
1. Menurunnya
hasil panen
Adanya gulma di lahan pertanian mempunyai pengaruh
persaingan/ kompetisi yang tinggi sehingga dapat menurunkan hasil panen.
Kompetisi/ persaingan ini dapat berupa kompetisisi akan ruang, air, unsur hara
maupun sinar matahari.
2. Meningkatnya
keberadaan penyakit di tanaman budidaya
Sebagai rumah inang sementara dari gulma dan patogen
penyebab penyakit tanaman budidaya. Banyak gulma dan patogen penyebab penyakit
pada tanaman budidaya yang tidak hanya hidup pada tanaman yang dibudidayakan
tetapi juga pada gulma khususnya yang secara taksonomi erat kaitannya dengan
tanaman tersebut.
3.Menurunnya mutu hasil panen tanaman budidaya
Beberapa bagian dari gulma yang ikut terpanen akan
memberikan pengaruh negatif terhadap hasil panenan. Misalnya dapat meracuni,
mengotori, menurunkan
kemurnian, ataupun memberikan rasa dan bau yang tidak asli pada hasil panen
tanaman budidaya.
4. Menghambat aktivitas pertanian
Adanya gulma dalam jumlah populasi yang tinggi akan menyebabkan
kesulitan dalam melakukan kegiatan pertanian misalnya pemupukan, pemanenan,
pengairan, dan lain-lain.
2. Menghitung
besarnya kerusakan
akibat gulma
Menghitung Kerusakan Akibat Gulma
Alat dan Bahan
Lahan tanaman perkebunan bergulma
- Kotak segi empat yang terbuat dari kayu
dengan ukuran 1 x 1 meter
- Kalkulator
- Keselamatan Kerja
-
Kenakan
pakaian praktek dan sepatu boot
Langkah Kerja
- Siapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
- Lakukan
pencarian gulma ke areal pertanian
- Lemparkan
kotak segi empat 1 x 1m pada areal bergulma, lakukan pelemparan
tersebut dengan cara acak sebanyak tiga kali
- Catat
persentase luasan gulma yang terdapat dalam setiap lemparan kotak tersebut.
Misal 20%,
25%, 15%
§
Hitung
rata-rata luasan gulma yang terdapat pada luasan 1 m2 tersebut.
Misal 20%
§
Hitung
luas kerusakan akibat gulma di lahan tersebut berdasarkan persentase luasan
gulma yang diketemukan berbanding luas perkebunan seluruhnya. Misalnya 20% x 90
Ha = 18 Ha
III.MENGIDENTIFIKASI
METODA PENGENDALIAN GULMA
Metode atau
cara pengendalian gulma
sebagai berikut :
A.
Pengendalian dengan Cara Mekanis/Fisik
1.
Pengendalian dengan cara dicabut.
2.
Pengendalian dengan dikored
3.
Pengendalian cara dipotong
4.
Pengendalian cara dicangkul
B.
Pengendalian dengan bagan
kimia
Pengendalian gulma dengan menggunakan bahan kimia merupakan pengendalian
untuk menekan pertumbuhan bahkan dapat mematikan pertumbuhan gulma
Berdasarkan
cara kerjanya, herbisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma pada lahan pertanian dibedakan menjadi :
1.
Herbisida Kontak
Herbisida
kontak merupakan herbisida yang mematikan gulma dengan cara kontak dengan gulma
tersebut melalui absorbsi lewat akar maupun daun dan akan merusak bagian gulma
yang terkena langsung oleh herbisida dan tidak ditranlokasikan ke organ bagian
gulma yang lain, contoh herbisida kontak dengan bahan aktif asam sulfat
70 %, besi sulfat 30 %, tembaga sulfat 40 % dan paraquat.
2. Herbisida
Sistemik
Herbisida sistemik yaitu
herbisida yang dapat mematikan gulma dengan cara di tranlokasikan ke seluruh
bagian tubuh gulma, sehingga dapat menghambat fotosintesis. Contohnya herbisida
berbahan aktif triazin. Untuk menghambat respirasi gulma digunakan herbisida
berbahan aktif amirol, arsen dan glyphosat
Contohnya herbisida berbahan aktif
triazin. Untuk menghambat respirasi gulma digunakan herbisida berbahan aktif
amirol dan arsen.
Untuk menghambat perkecambahan
digunakan herbisida berbahan aktif karbamat dan tiokarbamat.
Untuk menghambat pertumbuhan
digunakan herbisida berbahan aktif dicamba dan picloram
Berdasarkan
selektifitas untuk digunakan sebagai bahan pengendali gulma herbisida dapat
dibedakan menjadi :
1. Herbisida selektif
Herbisida selektif merupakan
herbisida yang diaplikasikan pada beberapa jenis tumbuhan dan akan mematikan
species tertentu tanpa mengganggu tanaman yang dibudidayakan misalnya herbisida
yang berbahan aktif 2,4 D yang mematikan gulma daun lebar dan relatif
tidak mengganggu tanaman serlia.
2. Herbisida non
selektif
Herbisida non-selektif merupakan
herbisida yang diaplikasikan pada beberapa jenis tumbuhan gulma melalui tanah
atau daun dan dapat mematikan hampir semua jenis tumbuhan termasuk tanaman
pokok, contoh herbisida yang berbahan aktif arsenikal, klorat,
dan karbon disulfida
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Dalam
Menentukan Metode
1. Siklus Hidup Dan Perkembangbiakan
Gulma
Gulma semusim atau setahun yang memiliki
siklus hidup pendek danberkembang biak dengan membentuk
biji akan efektif apabila dikendalikan secara mekanis maupun
secara kimia sebelum membentuk biji.
2.
Morfologi
Gulma
Golongan gulma berdaun lebar peka dan
efektif apabila dikendalikan secara kimia menggunakan herbisida dibandingkan
gulma golongan rumput
maupun teki. Hal ini dipengaruhi morfologi daun golongan gulma tersebut yang
berdaun lebar sehingga dengan aplikasi herbisida tajuknya akan lebih banyak
menangkap semprotan herbisida
3.
Lokasi Gulma
Lokasi gulma yang tumbuh di lahan
pertanian akan mempengaruhi penentuan cara pengendalian gulma secara efektif.
Apabila lokasi tumbuhnya gulma pada lahan pertanian di tempat yang sulit
dijangkau oleh alat pengendalian gulma yang berukuran besar baik secara mekanis
maupun secara kimia maka pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara
mencabut atau mengored gulma.
I. MELAKUKAN
PENGENDALIAN GULMA
1. Melakukan pengendalian gulma secara mekanis
Pengendalian gulma secara mekanis dapat dilakukan
dengan cara mencabut gulma, membabad gulma, mengored gulma, mencangkul atau
membajak gulma.
a.
Mencabut Gulma dengan Tangan/Penyiangan
b.
Membabad Gulma dengan Menggunakan Sabit
c.
Mengendalikan Gulma dengan Kored
d.
Pengendalian dengan Pemotong Rumput
e.
Mencangkul Gulma
2. Melakukan pengendalian gulma secara kimia
Pengendalian gulma secara kimia
umumnya dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer. Sebelum
melakukan penyemprotan terlebih dahulu harus melakukan kalibrasi sprayer.
Tujuannya agar herbisida yang akan
diaplikasikan bisa merata kerseluruh luasan areal yang telah ditargetkan sesuai
dosis.
langkahlangkah kalibarasi
sebagai berikut :
1.
Siapkan sprayer yg baik dan
pilih nozle sesuai kebutuhan lebar 1,5 meter.
2.
Isi tangki
sprayer dengan air bersih sebanyak 5 liter, lalu dipompakan sebanyak 10-14 kali
sampai tekanan udara didalam tangki cukup.
3.
Semprotkan 5
liter air bersih tersebut ke areal yg akan disemprot.
4.
Ukur panjang
areal yang dapat disemprot dengan 5 liter dan kerjakan ulangan sebanyak 3 kali,
hitung panjang rata-rata dan luas semprot.
5.
Berdasarkan
data rata -rata luasan areal yang dapat disemprot dengan 5 liter air tersebut,
hitung volume air yang diperlukan
untuk menyemprot areal seluas 1 hektar
Pelaksanaan
penyemprotan herbisida pada gulma di lahan pertanian harus memperhatikan
beberapa hal yaitu :
a. Waktu penyemprotan
harus tepat yaitu
sebaiknya pada pagi hari (jam
8.00 – 10.00) setelah tidak terdapat
embun pada gulma.
b. Cuaca pada
saat penyemprotan cukup cerah dan relatif tidakberangin yang terlalu kencang
karena akan mempengaruhi hasil hembusan larutan dari nozle pada gulma.
c. Penyemprotan
herbisida harus menggunakan pelindung khusus yang berlengan dan berkaki
panjang, memakai sepatu boot, topi dan pelindung muka (penutup hidung dan
mulut), pada waktu menyemprot
herbisida.
d. Hendaknya alat-alat yang digunakan untuk
menyemprot herbisida dicuci dengan bersih apabila akan digunakan untuk
menyemprot pestisida lain agar terhindar dari bahaya keracunan herbisida pada
tanaman budidaya.
e. Bersihkan muka dan tangan dengan air dan
bahan pembersih sampai bersih sebelum beristirahat untuk makan, minum atau
merokok.
Langkah –
langkah dalam melakukan penyemprotan gulma menggunakan herbisida agar diperoleh
hasil yang efektif dan efisien adalah sebagai berikut :
a. Siapkan sprayer dan nozle yang
digunakan untuk menyemprot gulma di lahan pertanian sesuai kebutuhan.
b. Lakukan
kalibrasi terhadap sprayer yang akan digunakan dengan benar dan sesuai
kebutuhan.
c. Tentukan kebutuhan formulasi larutan
herbisida yang dibutuhkan berdasarkan luasan areal pertanian yang akan
disemprot gulmanya.
d. Campurlah herbisida dengan pelarutnya sesuai
dengan perhitungan dan kebutuhan dalam wadah yang berukuran besar seperti drum
secara merata dan homogen
e. Masukan campuran larutan herbisida ke dalam
tangkai sampai penuh sesuai dengan kapasitas tangki, kemudian tutup tangki dan
pompa tangki sebanyak 10-14 kali sampai tekanan udara dalam tangki penuh
(pemompaan terasa berat).
f. Naikkan sprayer ke punggung dan mulailah
menyemprot gulma pada lahan dengan mengatur posisi nozle setinggi 30 – 45 cm di
atas permukaan gulma serta arah penyemprotan mengikuti atau searah dengan arah
angin.
g. Lakukan penyemprotan dengan berjalan secara
normal (biasa) pada kecepatan yang konstan (seperti pada waktu kalibrasi
sprayer).
i. Lakukan penyemprotan pada sprayer secara
teratur (sekali setiap dua langkah) agar tekanan udara dalam tangki tetap
penuh.
j. Lakukan penyemprotan sampai seluruh
permukaan tanaman terkena hembusan larutan herbisida secara merata dan setelah
larutan herbisida habis, isilah kembali tangki sprayer sampai seluruh areal
yang ditargetkan tersemprot dengan merata.
k. Apabila menyemprot dalam barisan tanaman,
upayakan kabut/hembusan semprotan tidak mengenai daun atau bagian tanaman yang
masih muda atau berwarna hijau.
3. Melakukan
Penanaman “Cover Crop” dan “Inter Crop”
Penanaman tanaman penutup tanah
(“Cover Crop”) biasanya dilakukan pada pertanaman kelapa dan karet yang jarak
tanamnya cukup lebar. Setelah pembukaan lahan selesai segera diajir dan bila
sudah ada hujan segera ditanami “Cover Crop” atau “Inter Crop”.
Bila penanaman “Cover Crop” dilakukan
segera setelah pembukaan lahan selesai, maka cara penanaman ini lebih baik.
Tanaman “Cover Crop” perlu dipelihara dan dilakukan pemupukan. “Cover Crop”
akan segera menutup tanah sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma
Penanaman tanaman sela atau “Inter
Crop” akan mengaktifkan petani melakukan
pengendalian gulma di kebunnya, sekaligus memberikan tambahan pendapatan
petani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar