Pengenalan GPS untuk Kelas XI - ATP

IDENTIFIKASI PERALATAN GPS
Praktikum Kelas X ATP (Perkebunan)
Created by khalfahrum

Receiver GPS Tipe Navigasi GARMIN GPSMAP 60CS/76CSx

Garmin GPSMap 60CS adalah salah satu RECEIVER GPS tipe Navigasi, yang dilengkapi dengan Kompas Digital dan Altimeter Digital. Alat ini punya kemampuan sbb :
  • Dapat menentukan posisi (koordinat) dalam format geografi (lintang, bujur), dan koordinat pada proyeksi peta (UTM), dll
  • Dapat menentukan ketinggian suatu tempat
  • Dapat menentukan waktu, kecepatan dan arah (untuk keperluan navigasi)
  • Dapat menyimpan koordinat sebanyak 3000 titik (waypoint)
  • Dapat menyimpan koordinat secara otomatis (track) sebanyapk 10000 titik

Materi Kelas XI - ATP (Kesuburan Tanah)

RINGKASAN

by Khalfahrum, SP, M.Si

STANDAR KOMPETENSI (SK) :
MEMELIHARA KESUBURAN TANAH PADA TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM) DAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM)

MATERI : MENGENDALIKAN GULMA PADA TBM DAN TM

                                             Kelas : XI - ATP, Tahun Pelajaran 2017-2018


P E M A N G K A S A N TANAMAN KAKAO (Thebroma cacao)

Ringkasan Materi Kelas XII - ATP
1.      Pengertian, tujuan dan manfaat pemangkasan
-   Pemangkasan tanaman kakao merupakan kegiatan pemotongan/pembuangan bagian tanaman yang berupa cabang, ranting dan daun yang tidak diinginkan/ diperlukan bagi pertumbuhan tanaman dan terbentuknya buah.
-        Pemangkasan tanaman kakao bertujuan untuk:
-       Membentuk kerangka dasar tanaman kakao yang seimbang.
-       Mengatur penyinaran matahari.
-       Mendorong pembentukan daun baru.
-       Merangsang pembungaan dan pembentukan buah kakao.
-       Membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki.
-       Mengurangi resiko serangan hama dan penyakit.
-       Mempermudah pemeliharaan tanaman
-        Manfaat Pemangkasan tanaman kakao :
-       Meningkatkan hasil tanaman kakao
-       Tanaman kakao tetap sehat dan terhindar dari hama dan penyakit

2.      Jenis-jenis pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman kakao ada beberapa macam, yaitu: pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan produksi.

3.      Teknik pemangkasan, alat dan bahan yang digunakan
Alat dan bahan yang digunakan
-          Gunting
-          Gergaji
Teknik pemangkasan
-            Cabang-cabang yang menggantung dan merunduk di bawah ketinggian 1,2 m
-            Tunas vertikal dan ranting-ranting kecil yang tidak produktif
-            Semua cabang yang sakit dan rusak
-            Cabang-cabang yang tumpang tindih, tinggalkan jarak 20–40 cm antar cabang
-            Pelihara cabang-cabang untuk mempertahankan tinggi tanaman 3,5 m
-            Pengirisan sentral: pangkas sedikit saja pada pusat tajuk
-   Pengirisan samping: pangkas sedikit cabang kecil pada samping tajuk untuk  membentuk jarak
-            Buang semua buah yang mengering.

4.      Kendala yang mempengaruhi pemangkasan tanaman
-          Peralatan yang rusak
-          SDM pemangkas

5.      Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemangkasan tanaman
-          Tenaga kerja yang terampil
      -          Peralatan yang memadahi

Materi Pengendalian Hama - KD 3 s/d 5

Ringkasan 
Khusus kelas XI ATP -

KD 3.     Menghitung kerusakan akibat Hama

Kawasan perkebunan merupakan bentuk agro-ekosistem yang kita kelola dengan tujuan agar sasaran produktivitas tercapai. Kegiatan pemantauan dilakukan untuk mengikuti perkembangan keadaan ekosistem yang meliputi perkembangan komponen biotik dan abiotik, seperti keadaan tanaman, populasi hama, populasi musuh alami, suhu, curah hujan, kelembaban, kecepatan angin, dan lain-lain.
     Data hasil pemantauan lapangan tersebut merupakan masukan bagi pihak berwenang dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan data tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam mengambil keputusan tentang tindakan pengendalian/pengelolaan yang perlu dilaksanakan terhadap ekosistem tersebut.

Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang kita lakukan harus memperhatikan dua syarat, yaitu:
1.    Praktis
Sederhana, mudah dikerjakan, tidak memerlukan alat dan bahan yang mahal.
2.    Dipercaya
sampel dapat menghasilkan data yg dapat mewakili/menggambarkan secara benar tentang populasi sebenarnya dilapangan.

Beberapa ketentuan dalam pengambilan sampel :
1.    Ukuran sampel yakni jumlah unit sampel yang harus diamati. Biasanya 0 < X < 50%.
2.  Interval pengamatan yakni jarak waktu pengamatan yang satu dengan berikutnya pada petak pengamatan yg sama. Biasanya 1 – 7 hari.
3.    Pola pengamatan sampel, dapat dilakukan secara acak atau  sistematik.

2. Menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh hama di lahan

Tingkat kerusakan tanaman akibat hama dikenal dengan sebutan intensitas serangan atau intensitas kerusakan, besarnya dinyatakan dengan angka dalam satuan persen.

Untuk hama yang merusak bagian tanaman (misal produk buah segar, bunga-bungaan) yang memiliki nilai ekonominya tinggi, intensitas kerusakannya ditentukan dengan rumus

        n
I =  --- x 100 %
        N
I : Intensitas kerusakan (%)
n : Tanaman terserang hama
N : Jumah sampel pengamatan

Contoh :
Ukuran sampel yang diamati pada buah kopi ditentukan 30 tanaman. Dari hasil pengamatan, ternyata ada 6 tanaman yang daunnya terserang hama. Berapa intensitas kerusakannya?
        6
P = -----            x 100%
       30
   = 20%
Jadi intensitas kerusakannya= 20%

 Untuk hama yang merusak daun, intensitas kerusakannya dihitung dengan rumus
      
    
I : Intensitas kerusakan (%)
ni : Jumlah tanaman contoh dari tiap katagori serangan.
vi : Skor (nilai numeric) dari tiap kategori serangan
N : Jumlah tanaman yang diamati
Z : Skor (nilai numeric) dan kategori serangan tertinggi

Nilai Numerik (skor)
Persen daun terserang
Kategori serangan
0
1
2
3
4
5
6
0
0 – 5
5 – 10
10 – 25
25 – 50
50 – 75
75 – 100
Tidak serangan hama
Serangan ringan
Serangan ringan
Serangan sedang
Serangan berat
Serangan berat
Serangan sangat berat


Contoh soal:
Ditentukan skor (nilai numerik) dari kategori serangan tertinggi adalah 6. Ukuran sampel/tanaman yang diamati 30 tanaman. Dari hasil pengamatan ternyata ada 5 tanaman yang masuk skor 0, 5 tanaman masuk skor 1, 10 tanaman masuk skor 2, 7 tanaman masuk skor 3, 3 tanaman masuk skor 4 dan tidak ada tanaman masuk skor 5 dan 6. Hitung berapa intensitas kerusakannya!

Jawab :
Jumlah tanaman (n)
Skor (v)
ni - vi
n0 : 5
n1 : 5
n2 : 10
n3 : 7
n4 : 3
n5 : 0
n6 : 0
N = 30
0
1
2
3
4
5
6
Z  = 6
5 x 0 = 0
5 x 1 = 5
10 x2 = 20
7 x 3 = 21
3 x 4 =12
0 x 5 = 0
0 x 6 = 6
(ni x vi) = 58

Jadi
I  = (0+5+20+21 +0+0) X 100%
                       6 X 30
I = 58 X 100%
          180
I= 32,2%
Jadi intensitas kerusakannya adalah 32,2%



KD 4.     Mengidentifikasi metode/teknik pengendalian hama
1. Secara Manual
-        Teknik mengendalikan hama dengan warna penarik serangga.
(penggunaan warna kuning dari lembaran plastik utk menarik serangga dilahan pembibitan.)
-        Teknik Mengendalikan Hama dengan Penggunaan pagar listrik.
(Electric fenching) untuk mencegah binatang besar seperti gajah masuk ke kebun
-        Teknik Mengendalikan Hama dengan Perangkap
-        Membuat lubang perangkap untuk hewan hama golongan vertebrata babi hutan, atau lampu perangkap/light trap untuk menangkap serangga, atau penggunaan botol perangkap untuk menangkap lalat buah seperti buah kopi dan sebagainya

3.    Dengan Penghalang (Barrier)
-          Penggunaan tanaman penolak/pemecah angin (wind breaker) berupa pepohonan yang ditanam pada tepi lahan pembibitan,
-          Penggunaan paranet pada batas-­batas lahan tanaman dapat menghalangi serangan hama-hama yang terbang ke pembibitanan

3. Dengan Kimia
-          Menyemprotkan insektisida kearah tanaman yang terserang hama

4.    Secara biologi
-          Menggunakan berbagai jenis predator sebagai pemangsa berbagai jenis hama

KD 5.     Melakukan Pengendalian Hama
1. Menyiapkan dan Mempergunakan Peralatan Pengendalian Hama
1.        Menyiapkan dan Mempergunakan Peralatan Pengendalian  secara Kimia
-          Peralatan yang digunakan berkaitan langsung dengan bahan kimia/pestisida yang digunakan (butiran, cairan, tepung)
-          Bahan kimia bentuk butiran dapat menggunakan ember.
-          Bahan kimia bentuk cairan menggunakan penyemprot (sprayer), seperti knapsack, power sprayer, blower and duster.
-          Disamping peralatan tersebut perlu juga menyiapkan peralatan perlindungan diri (APD) seperti, masker, sarung tangan, baju dan celana panjang, sepatu boat.

2.    Menyiapkan dan Mempergunakan Peralatan Pengendalian Tanpa  Kimia/Kultur Teknis
-          Secara fisik-makanis
ü  Pemanasan misal perlakukan benih dgn panas.
ü  Pemakaian lampu perangkap.
ü  Penghalang misalnya pagar, bungkus buah.
-          Kultur Teknis
ü  Sanitasi lingkungan
ü  Pengolahan tanah
ü  Pengelolaan drainase
ü  (Alat yang digunakan cangkul, garpu, parang, sabit)

2. Menyiapkan Perlakuan Pengendalian Hama
a.    Menyiapkan Perlakuan Pengendalian Secara Kimia
Bahan perlakuan (insektisida) disiapkan sesuai jenis sasaran yang akan dikendalikan kemudian bahan tersebut diukur atau ditimbang sesuai dengan dosis kebutuhan yang kemudian dibuat menjadi suatu larutan bila akan disemprotkan

b.    Menyiapkan Perlakuan Pengendalian tanpa Kimia
Perlakuan yang diperlukan untuk pengendalian tanpa kimia seperti; pengendalian secara fisik-mekanik, dan kultur teknis, biologis disiapkan sesuai sasaran yang akan dikendalikan

3. Melakukan Pengendalian Secara Kimia
Perlakuan secara kimia dapat pula dilakukan melalui infus batang, infus akar, penaburan bahan kimia/pestisida disekeliling batang tanaman.
Semua kegiatan perlakuan secara kimia bergantung kepada kebutuhan species dari pada tanaman perkebunan dengan meminimalkan kerusakan bukan sasaran Sebagai contoh penggunaan Chlodane 8 EC atau dengan konsentrasi untuk pengendalian hama utama karet dan penggunaan untuk pengendalian

4.  Melakukan Pengendalian Tanpa Kimia/Kultur Teknis

Setelah peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan  seperti; pemanasan, pembakaran, pemakaian lampu perangkap, penghalang (barrier), gropyokan, pemasangan perangkap dan pengusiran dan peralatan pengendalian kultur teknis (peralatan budidaya) disiapkan serta  perlakuan apa yang paling sesuai untuk mengendalikan sasaran ditentukan, maka perlakuan dapat dilakukan/dilaksanakan bergantung kepada kebutuhan  species /Komoditas dari pada tanaman perkebunan. 

2. Mendiagnosa gangguan hama

Ada dua materi :
1.      Bentuk kerusakan tanaman akibat hama

2.      Gangguan yang ditimbulkan oleh hama

1.   Bentuk kerusakan tanaman akibat hama
Untuk mendiagnosa gangguan apa yang ditimbulkan oleh suatu hama tanaman, dapat dilakukan melalui pengetahuan tentang bagaimana kondisi tanaman yang rusak atau mengalami gangguan oleh suatu hama tanaman, atau bentuk-bentuk kerusakan dari tanaman dan kotoran yang ditinggalkan oleh organisme pengganggu tanaman bersangkutan atau juga disebut gejala kerusakan tanaman.
1.   Hama tanaman dari kelompok vertebrata seperti gajah misalnya dapat menyebabkan pembibitan tanaman mejadi porak poranda oleh injakannya atau belalainya. Babi hutan dapat menyebabkan tanaman muda termakan seperti bagian batang muda kelapa sawit
2.  Bentuk kerusakan tanaman oleh hama tanaman dari kelompok invertebrata terutama dari golongan serangga banyak ditentukan oleh tipe alat mulut dari pada serangga yang melakukan pengrusakan

2. Gangguan yang ditimbulkan oleh hama

Ada banyak bentuk masalah yang disebabkan oleh hama tanaman, seperti rusaknya bagian tanaman, mulai dari bagian paling atas tanaman atau pucuk sampai keakar terbawah dapat mengalami kerusakan oleh hama tanaman.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berkembangnya permasalahan hama tanaman adalah Iklim dan unsur-unsurnya (sinar matahari, curah hujan, kelembaban, dll).

Karena pengaruh unsur-unsur iklim tersebut hama tanaman yang bersifat endemis pada suatu daerah biasanya dapat mereda dan menurun populasinya, atau sebaliknya dapat eksplosif, sehingga populasi meningkat.

Keadaan alam dapat menyebabkan lingkungan hidup menjadi merosot kondisinya atau kondisi lingkungan hama tanaman menjadi meningkat/lebih baik, disamping itu faktor-faktor lain seperti cara budidaya (persiapan lahan, penanaman, pengairan, pemupukan dsb) juga sangat mempengaruhi perkembangan hama tanaman