Ringkasan
Khusus kelas XI ATP -
KD 3. Menghitung kerusakan akibat Hama
Kawasan perkebunan merupakan bentuk
agro-ekosistem yang kita kelola dengan tujuan agar sasaran produktivitas
tercapai. Kegiatan pemantauan dilakukan untuk mengikuti
perkembangan keadaan ekosistem yang meliputi perkembangan komponen biotik dan
abiotik, seperti keadaan tanaman, populasi hama, populasi musuh alami, suhu,
curah hujan, kelembaban, kecepatan angin, dan lain-lain.
Data hasil
pemantauan lapangan tersebut merupakan masukan bagi pihak berwenang dalam
pengambilan keputusan. Berdasarkan data tersebut akan digunakan sebagai acuan
dalam mengambil keputusan tentang tindakan pengendalian/pengelolaan
yang perlu dilaksanakan terhadap ekosistem tersebut.
Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang kita
lakukan harus memperhatikan dua syarat, yaitu:
1.
Praktis
Sederhana, mudah dikerjakan, tidak memerlukan alat dan
bahan yang mahal.
2.
Dipercaya
sampel dapat menghasilkan data yg dapat mewakili/menggambarkan
secara benar tentang populasi sebenarnya dilapangan.
Beberapa ketentuan dalam pengambilan sampel :
1.
Ukuran sampel
yakni jumlah unit sampel yang harus diamati. Biasanya 0 < X < 50%.
2. Interval
pengamatan yakni jarak waktu pengamatan yang satu dengan berikutnya pada petak
pengamatan yg sama. Biasanya 1 – 7 hari.
3.
Pola pengamatan
sampel, dapat dilakukan secara acak atau
sistematik.
2. Menghitung tingkat kerusakan tanaman oleh hama di
lahan
Tingkat
kerusakan tanaman akibat hama dikenal dengan sebutan intensitas serangan atau
intensitas kerusakan, besarnya dinyatakan dengan angka dalam satuan persen.
Untuk
hama yang merusak bagian tanaman (misal produk buah segar,
bunga-bungaan) yang memiliki nilai ekonominya tinggi, intensitas kerusakannya
ditentukan dengan rumus
n
I = --- x 100 %
N
I : Intensitas kerusakan (%)
n : Tanaman terserang hama
N : Jumah sampel pengamatan
Contoh :
Ukuran sampel yang diamati pada buah kopi
ditentukan 30 tanaman. Dari hasil pengamatan, ternyata ada 6 tanaman yang daunnya
terserang hama. Berapa intensitas kerusakannya?
6
P = ----- x 100%
30
= 20%
Jadi intensitas kerusakannya= 20%
Untuk hama
yang merusak daun,
intensitas kerusakannya dihitung dengan rumus
I : Intensitas kerusakan (%)
ni : Jumlah tanaman contoh dari tiap
katagori serangan.
vi : Skor (nilai numeric) dari tiap
kategori serangan
N : Jumlah tanaman yang diamati
Z : Skor (nilai numeric) dan kategori
serangan tertinggi
Nilai Numerik
(skor)
|
Persen daun
terserang
|
Kategori
serangan
|
0
1
2
3
4
5
6
|
0
0 – 5
5 – 10
10 – 25
25 – 50
50 – 75
75 – 100
|
Tidak serangan
hama
Serangan
ringan
Serangan
ringan
Serangan
sedang
Serangan
berat
Serangan
berat
Serangan
sangat berat
|
Contoh soal:
Ditentukan
skor (nilai numerik) dari kategori serangan tertinggi adalah 6. Ukuran
sampel/tanaman yang diamati 30 tanaman. Dari hasil pengamatan ternyata ada 5
tanaman yang masuk skor 0, 5 tanaman masuk skor 1, 10 tanaman masuk skor 2, 7
tanaman masuk skor 3, 3 tanaman masuk skor 4 dan tidak ada tanaman masuk skor 5
dan 6. Hitung berapa intensitas kerusakannya!
Jawab :
Jumlah
tanaman (n)
|
Skor
(v)
|
ni - vi
|
n0 : 5
n1 : 5
n2 : 10
n3 : 7
n4 : 3
n5 : 0
n6 : 0
N = 30
|
0
1
2
3
4
5
6
Z = 6
|
5 x 0 = 0
5 x 1 = 5
10 x2 = 20
7 x 3 = 21
3 x 4 =12
0 x 5 = 0
0 x 6 = 6
(ni x vi) =
58
|
Jadi
I = (0+5+20+21
+0+0) X 100%
6 X 30
I = 58
X 100%
180
I= 32,2%
Jadi intensitas kerusakannya adalah
32,2%
KD 4. Mengidentifikasi metode/teknik pengendalian hama
1.
Secara Manual
-
Teknik
mengendalikan hama dengan warna penarik
serangga.
(penggunaan warna kuning dari lembaran plastik utk
menarik serangga dilahan pembibitan.)
-
Teknik
Mengendalikan Hama dengan Penggunaan
pagar listrik.
(Electric
fenching) untuk mencegah binatang besar seperti gajah masuk ke kebun
-
Teknik
Mengendalikan Hama dengan Perangkap
-
Membuat
lubang perangkap
untuk hewan hama golongan vertebrata babi hutan, atau lampu perangkap/light
trap untuk menangkap serangga, atau penggunaan botol perangkap untuk menangkap
lalat buah seperti buah kopi dan sebagainya
3.
Dengan Penghalang (Barrier)
-
Penggunaan
tanaman penolak/pemecah angin (wind breaker) berupa pepohonan yang
ditanam pada tepi lahan pembibitan,
-
Penggunaan
paranet pada batas-batas lahan tanaman dapat menghalangi serangan hama-hama
yang terbang ke pembibitanan
3.
Dengan Kimia
-
Menyemprotkan
insektisida kearah tanaman yang terserang hama
4.
Secara biologi
-
Menggunakan
berbagai jenis predator sebagai pemangsa berbagai jenis hama
KD 5. Melakukan Pengendalian Hama
1. Menyiapkan dan
Mempergunakan Peralatan Pengendalian Hama
1.
Menyiapkan
dan Mempergunakan Peralatan Pengendalian
secara Kimia
-
Peralatan
yang digunakan berkaitan langsung dengan bahan kimia/pestisida yang digunakan
(butiran, cairan, tepung)
-
Bahan
kimia bentuk butiran dapat menggunakan ember.
-
Bahan
kimia bentuk cairan menggunakan penyemprot (sprayer), seperti knapsack, power
sprayer, blower and duster.
-
Disamping
peralatan tersebut perlu juga menyiapkan peralatan perlindungan diri (APD)
seperti, masker, sarung tangan, baju dan celana panjang, sepatu boat.
2. Menyiapkan dan Mempergunakan Peralatan
Pengendalian Tanpa Kimia/Kultur Teknis
-
Secara
fisik-makanis
ü Pemanasan
misal perlakukan benih dgn panas.
ü Pemakaian
lampu perangkap.
ü Penghalang
misalnya pagar, bungkus buah.
-
Kultur
Teknis
ü Sanitasi
lingkungan
ü Pengolahan
tanah
ü Pengelolaan
drainase
ü (Alat yang
digunakan cangkul, garpu, parang, sabit)
2. Menyiapkan
Perlakuan Pengendalian Hama
a. Menyiapkan
Perlakuan Pengendalian Secara Kimia
Bahan
perlakuan (insektisida) disiapkan sesuai
jenis sasaran yang akan
dikendalikan kemudian bahan tersebut diukur atau ditimbang sesuai dengan dosis
kebutuhan yang kemudian dibuat menjadi suatu larutan bila akan disemprotkan
b. Menyiapkan
Perlakuan Pengendalian tanpa Kimia
Perlakuan yang diperlukan untuk
pengendalian tanpa kimia seperti; pengendalian secara fisik-mekanik, dan kultur
teknis, biologis disiapkan sesuai sasaran yang akan dikendalikan
3. Melakukan Pengendalian
Secara Kimia
Perlakuan secara kimia dapat pula dilakukan
melalui infus batang, infus akar, penaburan bahan kimia/pestisida disekeliling
batang tanaman.
Semua
kegiatan perlakuan secara kimia bergantung kepada kebutuhan species dari pada
tanaman perkebunan dengan meminimalkan kerusakan bukan sasaran Sebagai contoh
penggunaan Chlodane 8 EC atau dengan konsentrasi untuk pengendalian hama utama karet dan penggunaan untuk
pengendalian
4. Melakukan Pengendalian Tanpa Kimia/Kultur
Teknis
Setelah
peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan seperti; pemanasan, pembakaran, pemakaian
lampu perangkap, penghalang (barrier), gropyokan, pemasangan perangkap
dan pengusiran dan peralatan pengendalian kultur teknis (peralatan budidaya)
disiapkan serta perlakuan apa yang
paling sesuai untuk mengendalikan sasaran ditentukan, maka perlakuan dapat
dilakukan/dilaksanakan bergantung kepada kebutuhan species /Komoditas dari pada tanaman
perkebunan.