SOP - Pembibitan Kelapa Sawit

5.1. PRE-NURSERY

5.1.1.    Jadwal kegiatan pembangunan dan perawatan pre-nursery
a)        Membangun bedengan dan naungan 
b)        Membangun gudang
c)        Memasang sistem instalasi air
d)        Mengisi baby bag dengan tanah dan menyusun di bedengan
e)        Menanam kecambah
f)         Perawatan

5.1.2.    Persiapan pre-nursery

5.1.2.1.       Lokasi pre-nursery harus berdekatan dengan main-nursery. Lokasi ini harus dibersihkan dari gulma serta diratakan tanahnya.

5.1.2.2.       Dibuat bedengan dengan ketentuan:
a)        Arah bedengan memanjang dari Barat ke Timur
b)       Panjang bedengan disesuaikan dengan keadaan lapangan
c)        Lebar bedengan 1,2 meter
d)       Jarak antar bedengan 0,6-1,0 meter
e)        Di tepi bedengan dibuat palang dari kayu
f)         "Guludan" dari tanah tidak dibenarkan karena bisa mempersulit drainase

5.1.2.3.       Naungan untuk pre-nursery tidak mutlak dan dapat ditiadakan jika penyiraman terjamin baik dan teratur. Naungan hanya direkomendasikan apabila penyiraman  tidak  terjamin  cukup  atau  kurang  baik pelaksanaannya.

5.1.2.4.       Untuk bahan atap naungan bisa dipakai pelepah daun sawit ataupun plastik net dengan 60 % shade (naungan).  Tinggi tiang atap kira-kira 2 m (dengan bagian tiang sedalam 0,3 m tertanam di dalam tanah) dan lebar jarak antara 2 (dua) tiang seki­tar 1,5 m.  Pada kira-kira 10 minggu setelah tanam (dua daun) naungan berangsur-angsur dikurangi sehingga dalam waktu 2 minggu kemudian naungan sama sekali dihilangkan (setiap selang waktu 4 hari naungan dikurangi seperempatnya).

5.1.3.    Polybag, tanah dan pengaturannya

5.1.3.1.       Polybag untuk pre-nursery adalah baby bag dengan ukuran lebar 15 cm, panjang 23 cm dan tebal 0,1 mm, warna hitam dan terda­pat lubang-lubang drainase. Kebutuhan baby bag untuk per ha tanaman  di lapangan adalah 200 lembar + 2 %.

5.1.3.2.       Tanah yang digunakan untuk media adalah tanah lapisan atas (top soil) dan tidak bercampur dengan batu-batu/kerikil. Tekstur tanah sebaiknya lempung berliat dan mempunyai sifat drainase yang baik.

5.1.3.3.       Top soil diayak dengan ayakan 1 cm untuk memisahkan bongkah-bongkah tanah dan sisa-sisa akar/kerikil. Tumpukan tanah yang telah diayak ditutup dengan terpal plastik sehingga tidak kehujanan dan pengisian tanah dapat berjalan lancar.

5.1.3.4.       Tanah  yang  telah  diayak dicampur dengan pupuk TSP/RP sebanyak 10 gr/ baby bag.

 PERHATIAN: Pada waktu pencampuran, tanah harus kering dan pencampuran tanah dengan pupuk  TSP/RP harus merata

5.1.3.5.       Isikan tanah tersebut ke baby bag (+ 1 kg/baby bag) dan dipadatkan.

 PERHATIAN : Jangan sekali-kali mengisi tanah basah apalagi yang berkadar liat tinggi kedalam baby bag karena akan terjadi pemadatan yang akan berakibat buruk terhadap pertum­buhan akar

5.1.3.6.       Baby bag disusun rapat dan rapi sehingga membentuk bedengan selebar + 120 cm    (12 baby bag) dan panjangnya tergantung pada jumlah bibit per nomor kelompok.  Penyiraman dilakukan tiap hari agar tanahnya kompak.

5.1.3.7.       Pinggiran bedeng diberi palang kayu agar baby bag tidak roboh. Antara bedengan dibuat jalan kontrol dengan lebar + 50 cm memanjang persemaian. Barisan baby bag yang paling pinggir diusahakan supaya terletak + 50 cm dari tepi atap naungan (lihat Gambar 1.1.).

5.1.3.8.       Baby bag harus siap minimal 1 (satu) minggu sebelum kecambah ditanam dan disiram setiap hari sampai waktu penanaman kecambah.
  
5.1.4.    Papan label untuk nama jenis bibit

5.1.4.1.   Tujuan pembuatan papan label adalah:
a)       Mengidentifikasi jenis dan sumber bibit
b)       Mengetahui keseragaman usia di pembibitan untuk keperluan penanaman di lapangan
c)       Mencatat jumlah bibit dan seleksi

5.1.4.2.   Dibuat papan label untuk pemisahan  kelompok bibit  dengan ukuran 15 x 20 cm, tinggi 30 cm dari permukaan tanah, cat dasar warna putih dan tulisan warna hitam.

5.1.4.3.   Setiap papan label harus menunjukkan: asal kecambah (misal­nya DxP Marihat), nama kelompok, jumlah kecambah ditanam, tanggal kecambah ditanam (Gambar 1.2.).
  
5.1.5.    Penanaman kecambah

5.1.5.1.       Kecambah yang diterima di kebun harus segera ditanam pada hari itu juga atau paling lama 1 (satu) hari setelah penerimaan kecambah.

5.1.5.2.       Kecambah yang masih dalam bungkusan plastik sebelum dibuka terlebih dulu dipisah-pisahkan sesuai dengan nomor kelompok­nya. Sebelum ditanam, semua bungkusan plastik kecambah dibuka dan disimpan ditempat yang sejuk.

5.1.5.3.       Penanaman kecambah harus dilakukan per kelompok. Sebelum penanaman kecambah, baby bag yang telah diisi tanah harus disiram terlebih dahulu.

5.1.5.4.       Kecambah diseleksi terlebih dahulu sebelum ditanam (pedoman seleksi kecambah disajikan pada Gambar 1.4.).  Kecambah yang abnormal, patah, busuk dan sebagainya harus dibuang, hanya kecambah normal yang ditanam. Ciri kecambah normal dapat dilihat pada diferensiasinya yaitu pucuk (plumula) dan akar (radicula) dapat dibedakan dengan jelas.  Pucuk bentuknya meruncing sedangkan akar agak tumpul, panjangnya + 8 - 25 mm berwarna putih gading dengan posisi saling bertolak belakang.

5.1.5.5.       Penanaman kecambah harus dilakukan dengan hati-hati/teliti agar akar dan pucuk tidak patah, dengan cara sebagai berikut:
a)        Buat lubang tepat di tengah baby bag sedalam 2 - 2,5 cm dengan menggunakan jari
b)       Letakkan kecambah dengan posisi bagian akar disebelah bawah dan pucuk menghadap ke atas (Gambar 1.3)
c)        Timbun kembali dengan tanah setebal 1 - 1,5 cm dan tidak boleh dipadatkan
d)       Kecambah yang belum jelas perbedaan bakal akar dan daunnya dapat ditunda penanamannya, sedangkan yang terlalu panjang akarnya dapat dipotong + 5 cm dari pangkalnya

e)        Setelah selesai penanaman harus segera dipasang papan label berdasarkan nama kelompok kecambah  yang  ditanam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar